PERISTIWA PENTING DI BULAN SYABAN

Bulan Syaban merupakan bulan istimewa bag ummat Islam. Setiap kali memasuki bulan Syaban kita diingatkan bahwa bulan suci Ramadhan telah menjelang. Karena itu bulan Syaban  bukan hanya sebagai jembatan menuju Ramadhan, tetapi juga sebagai waktu yang penuh berkah dan keistimewaan dalam pengabdian kepada Allah SWT. 

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini yang mana peristiwa -peristiwa ini dapat memberikan inspirasi keagamaan dan spiritual yang mendalam bagi umat Islam.

  1. Perubahan Arah Kiblat:
    Pada bulan Syaban, umat Islam mengalami perubahan arah kiblat dalam ibadah mereka. Awalnya, Nabi Muhammad ﷺ bersama para sahabat sejak hijrah ke Madinah, saat melaksanakan shalat menghadap Baitul Maqdis. Shalat menghadap Baitul maqdis ini mereka lakukan kurang lebih selama 16 bulan, hingga Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menghadap Ka’bah di Masjidil Haram. Peristiwa ini terjadi pada hari Selasa pertengahan bulan Syaban tahun ke-2 H. Perubahan ini diabadikan dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 144.

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Artinya, “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad ﷺ) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah SWT tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”

  1. Turunnya Perintah Puasa Ramadhan:
    Allah SWT menurunkan ayat perintah puasa di bulan Ramadhan pada bulan Syaban tahun ke-2 Hijriyah. Dalam surah al-Baqarah ayat 183, umat Islam diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat sebelumnya, dengan tujuan agar mereka bisa mencapai ketakwaan.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

  1. Diangkatnya Amal Manusia:
    Momen istimewa yang terjadi di bulan Syaban adalah diangkatnya amal manusia oleh Allah SWT. Rasulullah Saw, dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Usamah bin Zaid, menjelaskan keistimewaan bulan ini sebagai waktu diangkatnya amal kepada Tuhan Pemelihara alam raya. Rasulullah ﷺ sendiri dikenal berpuasa secara khusus di bulan ini.

Usman bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi “Wahai Rasulullah ﷺ, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain bulan Syaban.” Lalu Nabi ﷺ bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَب وَ رَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya, “Itu bulan yang dilalaikan manusia antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Itu adalah bulan diangkatnya amal ibadah kepada Allāh Rabb semesta alam dan aku ingin, ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa. (HR Nasai dan Ahmad).

Semoga informasi tentang peristiwa-peristiwa ini dapat memberikan inspirasi dan kekhusyukan dalam menjalani ibadah di bulan Syaban dan Ramadhan. Amin.